THE BASIC PRINCIPLES OF REFORMASI INTELIJEN

The Basic Principles Of reformasi intelijen

The Basic Principles Of reformasi intelijen

Blog Article

Ketika situasi darurat menjadi permanen maka perlu disusun hukum yang memberikan kewenangan ekstra bagi intelijen, untuk mampu menunaikan tugasnya dengan baik.

Dalam beberapa kasus, misalnya kasus Munir, pelaku-pelaku giat/operasi yang diadili atas pembunuhan Munir. Jika memang untuk menangani Munir tidak perlu dilakukan pendekatan keras, cukup dengan penggalangan cerdas, maka yang harusnya atau setidaknya ikut diadili adalah pemberi perintah dalam operasi tersebut.

Adat legislation is in principle also Section of custom made, but it's distinguished because of its near attachment to ethnicities. Due to its evolutionary nature, Adat Regulation has the ability to adapt to adjustments within just Culture. For instance, subsequent to its adoption as spiritual belief, Islam continues to be Section of the Adat law for specified ethnicities for example Minangkabau and Aceh. Adat Legislation is vital in quite a few areas of law like household legislation, inheritance regulation, and agrarian legislation.

Intelijen Negara tidak mempunyai kewenangan hukum. Jika intelijen mempunyai informasi tentang suatu ancaman terhadap negara maka Intelijen Negara wajib untuk berkoordinasi kepada aparat keamanan untuk melakukan tindakan hukum.

Soekarno, Soeharto, BJ Habibie, Abdurahman Wahid, Megawati, Susilo Bambang Yudhoyono dan kemudian Joko Widodo, perubahan corak politik luar negeri Indonesia juga dipengaruhi oleh isu-isu yang berkembang dan juga dialami oleh negara Indonesia, baik isu atau masalah tersebut berasal dari dalam negeri seperti isu mengenai Hak Asasi Manusia, isu referendum, isu ekonomi maupun politik maupun isu atau masalah yang berasal dari luar negeri dan juga dunia internasional seperti contohnya isu mengenai konflik ataupun perang, isu terorisme dan juga perdamaian dunia. Kerjasama Jepang dan Indonesia di era reformasi menunjukkan bahwa kedua negara sudah memiliki rasa saling percaya dan keakraban. Selain itu peluang kerjasama pun menjadi semakin luas, tidak hanya terbatas pada bisnis dan ekonomi, Jepang juga memanfaatkan sebaik-baiknya kesempatan bekerjasama dalam sektor energi, pertahanan dan keamanan, politik, budaya mendapatkan informasi lebih lanjut pop, teknologi, dan lain-lain. Dengan begitu Jepang mendapatkan popularitas di tanah air Indonesia sebagai negara maju yang berpartner dengan Indonesia, bukan lagi sebagai penjahat perang seperti pada masa pendudukan Jepang di Indonesia.

“The return” with the President’s entire Management around BIN has brought back Recollections and issues with regard to the possible for ‘misuse’ of intelligence for The federal government’s political interests. Specifically in the midst of the current momentum on the Covid-19 pandemic, where by the President has the authority to just take rapid, unpopular, and crisis political and coverage actions, including the deployment of armed forces and intelligence forces to aid endeavours to manage the threat of the Covid-19 pandemic.

Limitations to institution of foreign foundations, which includes needed “Risk-free” partnership with community foundation.

Ketidakpahaman tentang fungsi intelijen terlihat dari pendapat mereka yang menginginkan agar orang yang diinterogasi oleh BIN harus didampingi oleh pengacara, sebagaimana selayaknya orang yang sedang diinterogasi oleh aparat penegak hukum. Mereka tidak mengerti bahwa intelijen (BIN, BIK, BAIS atau instansi intelijen mana saja) tidak boleh menginterogasi orang sebagaimana hal yang dilakukan oleh reserse polisi atau PNS penyidik.

g., by compelled using of people’s land and destruction with the setting and forests ‘escorted’ by navy and intelligence businesses.

[13] Another version states the 17 Oct incident [as the main open conflict in between the military and civilian politicians] was activated by a session from the Dewan Perwakilan Rakyat Sementara

Praktik intelijen Indonesia pada era Orde Baru kerap dikenal sebagai "intelijen hitam"dimana intelijen beroperasi untuk mengatasi ancaman terhadap rezim penguasa.

There have been an increase in conditions criminalizing human legal rights defenders and authorities critics by defamation scenarios, harassment, intimidation and attacks in opposition to political dissidents, both of those bodily and online.

” yang sesungguhnya merefleksikan pemahaman aktivitas intelijen sebagau fungsi strategis suatu negara. Intelijen dipandang sebagai serangkaian aktivitas, baik analisis, koleksi, maupun aksi rahasia, yang dilakukan untuk mendukung kebijakan luar negeri suatu bangsa yang akan ternegasikan apabila kerahasiaan hal ini tidak dapat dipenuhi dan mengakibatkan perilaku negara lain yang menjadi concentrate on menjadi tidak terpengaruh.[19]

Customers of Indonesia’s Property of Reps have appear below fireplace for passing a legislation offering them selves powers to obstruct corruption investigations and even push rates towards their critics.

Report this page